Ketahanan Nasional Indonesia di Era Disrupsi: Menguatkan Fondasi di Tengah Tantangan Global
Pembukaan
Ketahanan nasional adalah fondasi utama bagi keberlangsungan dan kemajuan sebuah negara. Di era disrupsi yang ditandai dengan perubahan teknologi yang pesat, dinamika geopolitik yang kompleks, dan tantangan global seperti perubahan iklim dan pandemi, ketahanan nasional Indonesia diuji lebih dari sebelumnya. Artikel ini akan membahas berbagai aspek ketahanan nasional Indonesia, tantangan yang dihadapi, serta upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk memperkuatnya.
Memahami Pilar-Pilar Ketahanan Nasional
Ketahanan nasional Indonesia, sebagaimana tercantum dalam Doktrin Pertahanan Negara, meliputi berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Secara umum, pilar-pilar ketahanan nasional mencakup:
- Ideologi: Menjaga Pancasila sebagai ideologi negara dari ancaman ideologi lain yang bertentangan.
- Politik: Stabilitas politik, demokrasi yang sehat, dan pemerintahan yang efektif.
- Ekonomi: Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, pemerataan pembangunan, dan kemandirian ekonomi.
- Sosial Budaya: Memelihara nilai-nilai luhur budaya bangsa, memperkuat persatuan dan kesatuan, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
- Pertahanan dan Keamanan: Kemampuan untuk melindungi kedaulatan negara, menjaga keamanan wilayah, dan mengatasi ancaman militer maupun non-militer.
Tantangan Ketahanan Nasional di Era Disrupsi
Era disrupsi membawa berbagai tantangan kompleks bagi ketahanan nasional Indonesia, di antaranya:
- Ancaman Siber: Serangan siber terhadap infrastruktur penting negara, penyebaran hoaks dan disinformasi, serta kejahatan siber yang semakin canggih.
- Ekonomi Digital: Kesenjangan digital, persaingan usaha yang tidak sehat, serta eksploitasi data pribadi oleh pihak asing.
- Perubahan Iklim: Bencana alam yang semakin sering terjadi, kenaikan permukaan air laut, serta ancaman terhadap ketahanan pangan dan energi.
- Radikalisme dan Terorisme: Penyebaran paham radikal melalui media sosial, aksi terorisme yang mengancam keamanan nasional, serta intoleransi antar umat beragama.
- Disrupsi Sosial: Polarisasi politik, konflik sosial, serta perubahan nilai-nilai budaya akibat pengaruh globalisasi.
Data dan Fakta Terbaru
Beberapa data dan fakta terbaru yang menggambarkan kondisi ketahanan nasional Indonesia saat ini:
- Indeks Ketahanan Siber: Berdasarkan Global Cybersecurity Index (GCI) 2021 yang dikeluarkan oleh International Telecommunication Union (ITU), Indonesia berada di peringkat ke-83 dari 194 negara. Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan signifikan dalam keamanan siber.
- Pertumbuhan Ekonomi Digital: Ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai USD 146 miliar pada tahun 2025, menurut laporan e-Conomy SEA 2022 oleh Google, Temasek, dan Bain & Company. Namun, kesenjangan digital masih menjadi tantangan utama.
- Dampak Perubahan Iklim: Data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan bahwa bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, puting beliung) semakin sering terjadi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan.
- Ancaman Terorisme: Pada tahun 2023, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri telah menangkap ratusan tersangka teroris di berbagai wilayah Indonesia, menunjukkan bahwa ancaman terorisme masih nyata.
Upaya Memperkuat Ketahanan Nasional
Untuk menghadapi tantangan di era disrupsi, Indonesia perlu melakukan upaya-upaya strategis untuk memperkuat ketahanan nasional, antara lain:
- Penguatan Ideologi Pancasila:
- Menanamkan nilai-nilai Pancasila sejak dini melalui pendidikan formal dan non-formal.
- Melawan narasi-narasi yang bertentangan dengan Pancasila di media sosial.
- Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang sejarah dan makna Pancasila.
- Peningkatan Keamanan Siber:
- Membangun infrastruktur keamanan siber yang kuat dan handal.
- Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang ancaman siber dan cara menghindarinya.
- Mengembangkan sumber daya manusia yang ahli di bidang keamanan siber.
- Pengembangan Ekonomi Digital yang Inklusif:
- Memperluas akses internet ke seluruh pelosok tanah air.
- Meningkatkan literasi digital masyarakat.
- Mendukung pengembangan UMKM digital.
- Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim:
- Mengurangi emisi gas rumah kaca.
- Meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana alam.
- Mengembangkan energi terbarukan.
- Penanggulangan Radikalisme dan Terorisme:
- Memperkuat kerjasama antar lembaga dalam penanggulangan terorisme.
- Melakukan deradikalisasi terhadap narapidana teroris.
- Meningkatkan peran serta masyarakat dalam mencegah penyebaran paham radikal.
- Memperkuat Persatuan dan Kesatuan:
- Mendorong dialog antar kelompok masyarakat.
- Menghormati perbedaan pendapat.
- Meningkatkan rasa cinta tanah air dan semangat gotong royong.
Kutipan Inspiratif
Presiden Soekarno pernah berkata, "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya." Kutipan ini mengingatkan kita bahwa ketahanan nasional tidak hanya tentang kekuatan ekonomi dan militer, tetapi juga tentang nilai-nilai luhur bangsa, semangat persatuan, dan rasa cinta tanah air.
Penutup
Ketahanan nasional Indonesia adalah tanggung jawab seluruh komponen bangsa. Di era disrupsi yang penuh tantangan, kita perlu bekerja sama untuk memperkuat fondasi ketahanan nasional, menjaga kedaulatan negara, dan mewujudkan Indonesia yang maju, adil, dan makmur. Dengan strategi yang tepat, inovasi berkelanjutan, dan semangat gotong royong, Indonesia dapat menghadapi tantangan global dan meraih masa depan yang gemilang.